Monday, November 21, 2022

SRI ASIH

 


Sutradara:
Upi
Penulis : Upi, Joko Anwar
Didasarkan dari komik Sri Asih oleh R. A. Kosasih
Pemeran : Pevita Pearce, Reza Rahadian, Christine Hakim, Jefri Nichol, Dimas Anggara, Surya Saputra
Penata musik : Aghi Narottama, Bemby Gusti, Tony Merle
Sinematografer : Arfian
Penyunting : Teguh Raharjo
Tanggal rilis : 17 November 2022 (Indonesia)
Durasi : 135 menit

Sequel dari film Gundala ini diawali dengan sepasang suami istri yang sedang tamasya di Gunung Merapi dengan keadaan si istri hamil 5 bulan. Tiba-tiba Gunung Merapi Meletus lalu sepasang suami istri itu meninggal, untunglah walaupun lahir secara premature, bayi dari si istri bisa diselamatkan oleh seorang nenek. Bayi itu kemudian dibesarkan di sebuah panti asuhan dan diberi nama Alana.

Diceritakan, Alana tumbuh jadi anak perempuan yang cantik dan baik tapi suka berkelahi walaupun harus melawan anak laki-laki. Diceritakan juga dengan karakternya yang tangguh itu Alana sering membela sahabatnya sesama anak panti asuhan bernama Tangguh.

Alana harus berpisah dengan Tangguh karena Alana diadopsi seorang wanita kaya bernama Sarita. Sepertinya Sarita bisa menjadi ibu yang baik, karena Alana tumbuh menjadi gadis yang cantik dan baik tapi tetap bisa menyalurkan hobi berkelahinya secara positif yaitu menjadi profesional fighter. Tapi ada satu kelemahan Alana yaitu sering tidak bisa mengendalikan emosinya dan selau bermimpi buruk diganggu oleh seorang wanita yang badannya berapi-api, apa sebabnya? Baca sinopsis ini terus ya…

Karir Alana sebagai profesional fighter sangat bagus karena tidak hanya bisa mengalahkan fighter perempuan tapi juga bisa mengalahkan fighter laki-laki. Sampai Alana mengalami masalah besar karena harus menghadapi fighter laki-laki bernama Mateo.


Sebagai fighter, prestasi Mateo tidak kalah bagus dengan Alana yaitu belum pernah kalah tapi prestasi hebat itu diperoleh secara curang, Mateo yang merupakan anak tunggal seorang pengusaha kaya raya bernama Prayogo itu sering menyuap lawannya agar mau mengalah. Tidak hanya itu, Prayogo dan Mateo juga menjalankan bisnis kotor narkotika dan obat terlarang tapi kepolisian tidak menindaknya karena dengan kekayaannya yang melimpah, Prayogo bisa menyuap para petinggi kepolisian.

Seperti kebiasaannya, Mateo berusaha menyuap Alana agar mau mengalah di pertandingan tapi Alana menolak dan berhasil mengalahkan Mateo. Akibatnya cukup mengerikan karena Prayogo menyuruh para anak buahnya untuk membunuh Alana dan ibu angkatnya, Sarita. Apalagi Mateo mendadak mati dan Prayogo menduga Alana yang membunuhnya padahal tidak.

Alana dan Sarita hampir terbunuh oleh anak-anak buah Prayogo tapi bisa diselamatkan oleh Kala dan neneknya yang bernama Eyang Mariani. Tidak hanya bisa menyelamatkan nyawa Alana, Kala dan Eyang Mariani tahu bahwa sebenarnya Alana punya kekuatan besar seperti superhero.


Eyang Mariani punya sebuah organisasi yang pekerjaannya mengelola sejarah Jawa Kuno sehingga tahu bahwa di jaman dahulu kala ada orang-orang yang punya kekuatan  melebihi manusia dan biasa disebut dewa atau dewi. Tapi ada salah satu dewi jahat bernama Dewi Api yang berusaha menguasai dunia dan selalu membuat kekacauan. Untunglah ada seorang Dewi baik bernama Dewi Asih yang selalu melawan Dewi Api.

Dalam suatu pertarungan, Dewi Asih berhasil mengalahkan Dewi Api lalu mengurungnya. Walaupun Dewi Api sudah terkurung tapi para panglimanya masih bebas dan masih selalu membuat kekacauan dan berusaha membebaskan Dewi Api. Untunglah Dewi Asih memberi pertolongan dengan menitis pada seorang perempuan sehingga menjadi superhero bernama Sri Asih dan selalu berhasil mengalahkan para panglima Dewi Api.

Alana terpilih menjadi Sri Asih kedua karena sebelumnya ada Sri Asih pertama bernama asli Nani Wijaya yang beraksi melawan para panglima Dewi Api di tahun 1950 an. Saya yakin penonton film ini pasti terkejut dengan artis pemeran Sri Asih pertama itu, siapakah dia? Nonton filmnya ya…


Eyang Mariani menceritakan bahwa sejak Alana dilahirkan, Dewi Api tahu bahwa dialah yang akan jadi Sri Asih berikutnya dan selalu berusaha membuat Alana berbalik menjadi pengikutnya, karena itulah Alana sering tidak bisa mengendalikan emosinya dan selalu bermimpi didatangi wanita dengan tubuh berapi-api. Eyang Mariani juga menduga bahwa salah satu titisan panglima Dewi Api adalah Prayogo, apalagi Prayogo sering berhubungan dengan Ghazul (salah satu tokoh jahat di film Gundala).

Dengan bantuan Eyang Mariani, Alana bisa menjadi Sri Asih berikutnya yaitu superhero yang mengingatkan saya dengan Wonder Woman tapi malah lebih hebat karena kekuatannya setara puluhan laki-laki dewasa, bisa terbang dan punya selendang sakti.


Sebagai Sri Asih, Alana bisa merepotkan Prayogo dan para anak buahnya, apalagi Alana tidak hanya dibantu Kala dan Eyang Mariani tapi juga sahabatnya di Panti Asuhan yaitu Tangguh. Alana bertemu Tangguh Ketika Alana berusaha membebaskan sebuah rumah susun yang selalu diganggu oleh Prayogo dan para anak buahnya, Tangguh yang berprofesi sebagi wartawan adalah salah satu penghuni rumah susun itu. Bertambah lagi sekutu Alana yaitu seorang perwira polisi yang tidak mau disuap oleh Prayogo yaitu Jatmiko. 

Puncak perjuangan Sri Asih adalah ketika akan dilakukan tumbal 1000 nyawa yaitu 1000 manusia dikumpulkan lalu akan dibunuh sekaligus. Dengan tumbal 1000 nyawa itu, Dewi Api bisa dibangkitkan dan bersama para panglimanya bisa jadi kekuatan jahat yang tak terkalahkan bahkan oleh Dewi Asih sekalipun.

Seru sekali perjuangan Sri Asih membebaskan 1000 orang itu apalagi Sri Asih bertarung dengan salah satu titisan panglima Dewi Api yang ternyata bukan Prayogo tapi tak terduga sekali, siapakah dia? Nonton sendiri ya... Apalagi ternyata Sri Asih punya kekuatan lain yang muncul jika bisa mengendalikan sifat buruknya yaitu tidak bisa mengendalikan emosi, apakah itu? Saya persilahkan menonton film yang sangat seru ini.

Opini saya tentang film ini:

Sudah berapa tahun blog ini tidak saya update karena kesibukan, bahkan saking sibuk dengan pekerjaan kantor saya sempat berniat tidak lagi mengurus blog ini. Pikiran saya berubah setelah menonton film Sri Asih ini. Saya merasa Sri Asih ini adalah film superhero terbaik Indonesia sampai saat ini sehingga menggerakkan hati saya untuk nge blog lagi hehehe…

Saya merasa perusahaan produksi film ini yaitu Screenplay Bumilangit bisa memperbaiki kelemahan film sebelumnya Gundala yaitu di alur ceritanya. Kalau di film Gundala alur ceritanya terasa begitu rumit tapi di film Sri Asih ini tertata dengan rapi sehingga tidak membosankan walau durasinya lebih dari 2 jam.


Tapi saya merasa ada plot hole nya yaitu walaupun pada akhirnya dijelaskan siapa sebenarnya titisan salah satu panglima Dewi Api (yang sangat tidak terduga itu) tapi apakah dia yang membunuh Mateo? Mengapa dan bagaimana Mateo dihabisi? Tidak jelas. Mungkin akan dijelaskan di sequel berikutnya.

Walupun begitu plot hole itu bisa dicover dengan beberapa kelebihan film ini. Yang pertama efek CGI nya ciamik sekali tidak kalah dengan film Marvel maupun DC. Kelebihan kedua adalah adegan perkelahiannya bagus dan realistis sekali, saya seperti tidak menonton film tapi pertandingan MMA (Mixed Martial Arts). Apalagi salah satu pemeran fighternya adalah Rudy Gunawan yang dikenal sebagai Ahong, salah satu atlet MMA yang fenomenal di Indonesia karena seperti Mike Tyson biasa meng KO lawannya dengan sekali pukulan. Ahong ini pernah jadi juara One Pride MMA Indonesia tak terkalahkan sehingga memperoleh sabuk juara abadi sampai akhirnya dikalahkan oleh Theodorus Ginting. Ini saya tampilkan foto Ahong si Raja KO (sumber gambar) :

Kelebihan berikutnya adalah keseriusan pemeran Sri Asih yaitu Pevita Peace. Setahu saya Pevita Pearce sebelumnya tidak pernah bermain di film action dan mengaku tidak punya basic beladiri tapi untuk memerankan film ini, kabarnya Pevita belajar beladiri dengan Iko Uwais selama setahun dan hasilnya luar biasa, tidak hanya tubuhnya jadi atletis seperti atlet MMA tapi adegan perkelahiannya bisa meyakinkan sekali.

Kabarnya Pevita melakukan sendiri 90% adegan perkelahian tanpa stuntman, setelah saya baca di daftar pemain ternyata stuntman yang melakukan 10% adegan perkelahian itu juga bukan orang sembarangan yaitu Inandya Citra. Inandya Citra adalah atlet MMA yang sering tampil di One Pride MMA Championship, walaupun belum pernah juara tapi prestasinya cukup bagus dan cukup cantik juga hehehe… saya follow instagramnya dan ini saya tampilkan fotonya :

Sebagai tambahan, saya sempat datang di promosi film ini yang diselenggarakan di kota saya pada tanggal 11 September 2022 di Jogja City Mall yang mendatangkan pemeran utama film ini yaitu Pevita Pearce (pemain Sri Asih) dan Jefri Nichol (pemeran Tangguh). Sayang sekali saya tidak bisa berfoto dengan mereka karena pengunjungnya sangat banyak. Saya tampilkan saja videonya yang sempat saya rekam dengan handphone saya :

Sebagai penutup, saya sangat merekomendasikan film ini untuk ditonton, pasti tidak kecewa, terutama para cowok karena pasti betah melihat Pevita Pearce yang cantiknya keterlaluan ga ada obatnya hehehe… Hollywood punya Gal Gadot kita punya Pevita Pearce. 


 

Wednesday, December 18, 2019

JUMANJI: THE NEXT LEVEL


Genre : Action
Sutradara : Jake Kasdan
Pemain : Dwayne Johnson,Jack Black,Kevin Hart,Karen Gillan,Nick Jonas,Awkwafina,Alex Wolff,Morgan Turner,Ser'Darius Blain,Madison Iseman,Danny Glover,Danny DeVito
Musik : Henry Jackman
Tanggal rilis : 13 Desember 2019
Durasi : 123 minutes

Film ini merupakan sekuel dari film Jumanji: Welcome To The Jungle yang sinopsisnya juga sudah saya buat, bagi yang belum membaca bisa klik link ini : Jumanji: Welcome To The Jungle.

Pada film ini diceritakan bahwa Spencer kembali memainkan video game berbahaya Jumanji karena merasa frustasi akibat bertengkar hebat dengan pacarnya yaitu Martha. Akibatnya seperti film pendahulunya, Spencer terhisap masuk ke game Jumanji dan harus bisa menyelesaikan misi game itu agar bisa keluar dalam keadaan hidup.
Untung teman-teman dan pacar Spencer yaitu Fridge, Bethany dan Martha mengetahui hal itu dan ikut memainkan Jumanji untuk menyelamatkan Spencer.

Tapi Game Jumanji mengalami kerusakan sehingga Bethany tidak ikut terhisap tapi hanya menghisap Fridge dan Martha. Lebih parah lagi Jumanji malah menghisap kakek Spencer yaitu Eddie dan temannya Milo.

Akibat rusaknya Game Jumanji, Spencer dan kawan-kawan tidak bisa memilih tokoh game (avatar) yang diinginkannya tetapi dipilihkan secara acak oleh game Jumanji sehingga hanya Martha yang tetap menjadi Ruby Roundhouse (gadis cantik dan sexy tapi jago beladiri) sedangkan yang lainnya:
  • Spencer menjadi Ming Fleetfoot, seorang gadis yang mahir mencuri, mencopet dan membobol kunci.
  • Eddie berubah menjadi Dr. Smolder Bravestone, seorang ilmuwan arkeologi yang bertubuh tinggi besar dan atletis sehingga paling kuat dan tangkas.
  • Milo berubah menjadi Dr. Franklin "Mouse" Finbar, seorang ahli Zoologi (Ilmu Hewan) yang bertubuh pendek dan paling lemah fisiknya.
  • Fridge berubah menjadi Prof. Sheldon "Shelly" Oberon, seorang profesor ahli Kartografi (pemetaan).



Pada game Jumanji kali ini, Kelompok Spencer harus menghadapi musuh tangguh yaitu Jurgen si Brutal. Jurgen adalah panglima perang dan bersama pasukannya merebut permata Falcon's Heart (hati elang) yang merupakan sumber kesuburan sebuah desa, akibatnya desa itu menjadi gersang dan menyengsarakan penduduknya.

Tugas Kelompok Spencer adalah merebut permata Falcon's Heart dari Jurgen si Brutal kemudian mengarahkannya ke matahari. Seperti game Jumanji sebelumnya, Spencer dan kawan-kawan mendapat 3 nyawa sehingga jika sampai mati 3 kali berarti mati permanen dan tidak bisa keluar dari Jumanji.

Permainan Jumanji kali ini lebih berat karena harus menghadapi kondisi alam yang lebih berbahaya dan binatang-binatang yang lebih ganas. Lebih parah lagi, sepertinya karakter asli Spencer dan kawan-kawan tidak sesuai dengan karakter game (avatar) yang dimainkannya. Eddie yang yang memainkan avatar Dr. Smolder Bravestone ternyata terlalu pemarah dan sering gegabah sehingga tidak pantas jadi ketua tim.
Milo yang memainkan avatar Dr. Franklin "Mouse" Finbar seorang ahli zoologi (ilmu hewan) juga sering terlambat memberi informasi tentang binatang-binatang buas yang datang menyerang. Apalagi di dunia nyata, Eddie dan Milo sering bertengkar dan dibawa ke Jumanji.

Akibat ketidakcocokan karakter avatar kedua tokoh penting itu, kerja kelompok Spencer kacau balau, akibatnya semua anggota kelompok Spencer kehilangan 2 nyawa dan tinggal punya 1 nyawa lagi. Kelompok Spencer terancam kehilangan nyawa satu-satunya itu karena tak berdaya menghadapi serangan ribuan Mandrill (sejenis monyet yang sangat buas).

Untung disaat genting itu datang bantuan Bethany yang datang bersama Alex. Rupanya Bethany yang sebelumnya tidak tersedot masuk ke Jumanji minta bantuan Alex untuk memperbaiki alat game Jumanji sehingga bisa masuk ke dalamnya. Alex memakai avatar sebelumnya yaitu Jefferson "Seaplane" McDonough si pilot dan Bethany memakai avatar seekor kuda bernama Cyclone.

Lebih menggembirakan lagi, Spencer dan kawan-kawan menemukan solusi untuk ketidakcocokan karakter asli dan karakter avatar yang dimainkan dengan menemukan sungai ajaib, jika masuk ke sungai itu maka mereka bisa saling bertukar avatar.

Spencer dan kawan-kawan bertukar avatar yang dirasa cocok dengan karakter yang dibutuhkan yaitu Spencer jadi Dr. Smolder Bravestone, Martha tetap jadi Ruby Roundhouse, Alex tetap jadi Jefferson "Seaplane" McDonough, Bethany jadi Prof. Sheldon "Shelly" Oberon, Fridge jadi Dr. Franklin "Mouse" Finbar, Eddie jadi Ming Fleetfoot dan Milo jadi kuda Cyclone.

Dengan karakter avatar yang cocok, Spencer dan kawan-kawan berhasil mengalahkan Jurgen si Brutal dan berhasil merebut permata Falcon's Heart.

Yang menjadi kunci keberhasilan Spencer dan kawan-kawan adalah kejutan dari Kuda Cyclone, apakah kejutan itu? Dan walaupun bisa keluar dari Jumanji tapi ada satu avatar yang memilih tetap tinggal di Jumanji, siapakah dia? Saya persilahkan menonton sendiri betapa serunya perjuangan Spencer dan kawan-kawan mengalahkan Jurgen si Panglima Brutal dan pasukannya itu.

Opini Saya Tentang Film Ini:
Harus saya akui bahwa sekuel film ini lebih seru daripada film pendahulunya apalagi ada tambahan 2 karakter baru yaitu Ming Fleetfoot dan Cyclone si kuda. Akting pemain-pemainnya juga meyakinkan sehingga terasa sekali perbedaan karakter sebuah avatar ketika berubah pemainnya. Misalnya Dr. Smolder Bravestone di film ini beda sekali ketika dimainkan oleh Eddie dan Spencer.

Padahal pemeran avatar Dr. Smolder Bravestone yaitu Dwayne Johnson bukan berasal dari dunia akting tetapi dulunya adalah pegulat dan pernah mendapat 6 kali sabuk juara WWE (World Wrestling Entertainment).
Dwyne Johnson ketika menjadi pegulat dengan julukan "The Rock"

Sebagai penutup, film ini tidak mengecewakan, saya puas dan terhibur. Semoga ada lagi sekuel film ini.

Saturday, August 31, 2019

GUNDALA


Genre : Action
Sutradara : Joko Anwar
Pemeran : Abimana Aryasatya,Tara Basro,Bront Palarae,Ario Bayu,Rio Dewanto,Marissa Anita
Musik : Aghi Narotama,Bemby Gusti,Tony Merle
Tanggal rilis : 29 Agustus 2019

Film yang diangkat dari komik, lebih tepatnya diilhami karena ceritanya berbeda dengan di komik ini mengisahkan tentang Sancaka, seorang yatim piatu yang dianugerahi kekuatan super yaitu bisa mengendalikan petir.

Dikisahkan Sancaka kecil sudah harus menjalani hidup keras di jalanan karena ayahnya meninggal dunia dan ibunya menghilang entah kemana. Sampai terjadi hal yang mengubah jalan hidup Sancaka yaitu ketika dikeroyok oleh gerombolan preman anak-anak.

Sancaka hampir tewas jika tidak ditolong oleh anak jalanan lain yang jago beladiri bernama Awang. Sejak itu Sancaka hidup bersama Awang dan belajar beladiri darinya. Sancaka punya bakat beladiri sehingga bisa menguasai semua ilmu beladiri yang diajarkan Awang.


Sebenarnya selain punya ilmu beladiri yang mumpuni, Sancaka punya kelebihan yang tidak dimiliki manusia biasa yaitu bisa mengendalikan petir tapi sayang Sancaka belum bisa mengendalikan kekuatannya itu.

Sancaka harus berpisah dari Awang karena Awang berniat pergi ke tempat lain dengan menumpang kereta api secara diam-diam. Sancaka masih terlalu muda sehingga belum mampu meloncat ke kereta api yang sedang berjalan seperti Awang.

Setelah Sancaka dewasa, ilmu beladiri yang dimilikinya bisa mengantarnya memperoleh pekerjaan yaitu menjadi petugas keamanan (security) sebuah percetakan. Tapi walaupun sudah dewasa Sancaka tetap belum bisa mengendalikan kekuatan petirnya bahkan ia tidak tahu darimana kekuatan itu berasal.

Pada waktu itu situasi di Indonesia sedang kacau balau karena Indonesia dikuasai seorang mafia bernama Pengkor. Dengan kekayaannya yang luar biasa, Pengkor bisa menguasai pemerintah Indonesia bahkan badan Legislatif (DPR/Dewan Perwakilan Rakyat) bisa dikuasainya sehingga Pengkor bisa leluasa mengendalikan organisasi kriminalnya.

Mengapa Pengkor walaupun kaya raya bisa sejahat itu? Pada film ini diceritakan bahwa dulu Pengkor semasa kecil adalah anak dari pemilik perkebunan terbesar di Jawa. Tapi ayah Pengkor kikir dan kejam sehingga semua buruhnya merasa dendam. Sampai suatu ketika para buruh ayah Pengkor berhasil membunuh ayah Pengkor dan membakar rumahnya.
Pengkor walaupun sempat terjebak di rumahnya sendiri tetap bisa meloloskan diri walaupun menjadi cacat karena sebagian tubuhnya terbakar, jalannya menjadi pincang dengan tangan kanan yang selalu tertekuk. Dalam bahasa Jawa, cacat seperti itu disebut pengkor.

Oleh pamannya, Pengkor kecil dimasukkan ke sebuah panti asuhan tapi hal itu adalah rencana jahat paman Pengkor karena panti asuhan itu selalu memperlakukan anak-anak asuhnya dengan kejam sehingga banyak yang tewas. Paman Pengkor berharap Pengkor mati dan ia bisa menguasai harta warisan ayah Pengkor yang sangat besar itu.

Tapi di panti asuhan yang kejam itu, Pengkor bisa mengajak anak-anak panti asuhan itu untuk melakukan pemberontakan dan pemberontakan itu berhasil. Pengkor tidak hanya bebas tapi juga bisa mendapatkan kembali harta warisan ayahnya. Dengan harta warisan ayahnya yang sangat banyak itu, Pengkor bisa tumbuh dewasa dan menjadi lebih kaya dari ayahnya tapi sangat jahat dan kejam karena dendam dengan masa kecilnya yang sangat keras itu.
Seperti yang dikatakan Pengkor dalam film ini, “tidak ada manusia yang dilahirkan sebagai orang jahat ataupun orang baik. Mereka, orang baik ataupun jahat dibentuk oleh orang-orang di sekeliling mereka”.

Sancaka terlibat dengan gerombolan Pengkor karena menolong tetangganya seorang gadis bernama Wulan yang dikeroyok gerombolan preman. Wulan dikeroyok karena melakukan gerakan untuk membebaskan sebuah pasar yang selalu diperas oleh gerombolan preman itu.

Menyedihkan sekali karena pasar yang dibela Wulan akhirnya hancur karena dibakar oleh anak buah Pengkor. Sancaka berhasil menangkap anak buah Pengkor pembakar pasar itu. Tapi walaupun sempat berduel seru dengan pembakar pasar itu, Sancaka tidak sempat menyerahkannya ke polisi karena pembakar pasar yang pemain biola itu tewas tertabrak bus.

Sancaka dengan ilmu beladirinya berhasil mengalahkan para preman anak buah Pengkor, apalagi walaupun belum bisa mengendalikan kekuatan petirnya, kekuatan itu bisa mendadak muncul dalam keadaan terdesak. Sadar dengan kekuatan petirnya, Sancaka membuat kostum khusus lengkap dengan topeng agar kekuatan petirnya tidak membahayakan orang lain.


Munculnya Sancaka sebagai pahlawan bertopeng yang bisa mengeluarkan petir cukup membuat gerombolan preman Pengkor kocar-kacir, apalagi rakyat mulai berani melawan anak-anak buah Pengkor karena merasa punya pahlawan berkekuatan petir. Keadaan mulai tentram kembali.


Merasa menghadapi lawan yang tangguh yaitu pahlawan bertopeng berkekuatan petir, Pengkor memanggil belasan anak buahnya yang punya kekuatan melebihi manusia biasa (super) untuk kembali mengacau balaukan keadaan.

Gerombolan preman berkekuatan super Pengkor kembali mengacau balaukan keadaan yang mulai tentram itu. Bisa dipastikan Sancaka tidak akan mampu menghadapi gerombolan super Pengkor itu karena belum bisa mengendalikan kekuatan petirnya dan lebih mengandalkan ilmu beladirinya.
Apalagi Pengkor bertindak lebih kejam yaitu mengeluarkan serum yang jika disuntikkan ke wanita hamil maka anaknya akan terlahir cacat dan Pengkor bisa melakukan tipu muslihat sehingga semua wanita hamil di Indonesia ingin disuntik serum itu.

Keadaan Indonesia sangat gawat karena ulah Pengkor tapi untungnya, walaupun badan legislatif bisa dikuasai Pengkor, ada anggota legislatif yang gigih melawan Pengkor yaitu Ridwan Bahri dan Ferry maka Pengkor menyuruh gerombolan supernya untuk menyingkirkan Ridwan Bahri dan Ferry.
Gerombolan super  Pengkor berhasil membunuh Ferry, untungnya Ridwan Bahri bisa selamat karena ditolong Sancaka,


Sancaka dan Ridwan Bahri dibantu Wulan dan teman-teman Sancaka lainnya berhasil mengalahkan Pengkor dan gerombolan supernya sehingga bisa menyelamatkan Indonesia dari generasi berikutnya yang terancam terlahir cacat karena serum Pengkor.

Bagaimanakah serunya Sancaka yang mulai bisa mengendalikan kekuatan petirnya mengalahkan Pengkor dan gerombolan supernya? Saya persilahkan menonton film ini. Pokoknya seru sekali, apalagi muncul superhero wanita mirip Wonder Woman yang membantu Sancaka yaitu Sri Asih.

Yang menurut saya menarik adalah di akhir film diceritakan bahwa jika sebelumnya kostum Sancaka masih sederhana dan seadanya saja maka Ridwan Bahri dengan kemampuannya sebagai anggota legislatif membuatkan kostum yang lebih gagah dan keren. Bagaimanakah kerennya kostum itu? Nonton filmnya ya...

Dan yang lebih penting lagi, sampai menjelang film selesai masih belum jelas darimana kekuatan petir Sancaka itu berasal bahkan Sancaka juga belum tahu bahwa julukan dirinya adalah Gundala. Di akhir film ini mulai dijelaskan yaitu ketika salah satu anak buah Pengkor yaitu Ghazul berhasil membangkitkan tokoh sakti jaman dahulu kala tapi jahat yaitu Ki Wilawuk.

Ghazul berkata pada Ki Wilawuk yang hidup lagi itu bahwa telah muncul tokoh berkekuatan petir yang bisa mengganggu organisasi kejahatan mereka yaitu Gundala tapi Gundala itu yaitu Sancaka belum sadar bahwa ia adalah Gundala.

Tampaknya kekuatan petir Sancaka berhubungan dengan kejadian pada jaman dahulu kala tapi belum dijelaskan di film ini dan akan dijelaskan di sekuelnya. Mari bersama-sama kita tunggu sekuel film ini.

Opini Saya Tentang Film Ini :
Karena kesibukan, cukup lama blog ini tidak saya update, mohon maaf bagi yang komen tapi tidak sempat saya balas.

Menurut saya film ini sudah cukup seru, hampir menyamai film superhero produksi Marvel dan DC. Tapi ada satu titik lemahnya yaitu alur ceritanya rumit, saya yakin film yang dikategorikan untuk golongan usia 13 tahun ke atas ini sulit dipahami bagi anak umur belasan. Saya berharap sinopsis ini bisa membantu yang kesulitan memahami alur ceritanya dan saya lebih berharap sekuel film ini bisa memperbaikinya.

Ditinjau dari adegan actionnya, film ini cukup seru sehingga saya dan para penonton lainnya bertepuk tangan setelah film ini selesai. Perkiraan saya, film ini bisa jadi Box Office.

Ditinjau dari sejarahnya, film ini diangkat dari komik karya Stan Lee nya Indonesia yaitu Harya Suraminata atau nama komiknya adalah Hasmi yang terbit pertama kali tahun 1969. Terus terang jaman saya kecil, saya sangat menggemari komik Gundala ini (duh... jadi kelihatan umurnya nih... hehehe...).
 
Pak Hasmi, Stan Lee nya Indonesia, pencipta komik Gundala (sumber)
Waktu saya SD dan SMP, saya rela menyisihkan uang saku saya yang tidak seberapa itu untuk beli komik Gundala. Sebenarnya saya bisa menyewa di persewaan komik dengan harga jauh lebih murah sekitar sepersepuluhnya, tapi saya adalah penggemar fanatik yang tidak puas jika tidak membelinya.

Salah satu komik Gundala yang pertama kali terbit
Sebelumnya saya yakin bahwa promosi film ini pasti salah satunya akan diadakan di kota saya yaitu Yogyakarta karena pencipta komiknya yaitu Pak Hasmi tinggal di Yogyakarta. Perkiraan saya tepat karena pada tanggal 10 Agustus 2019 diadakan promosi film Gundala di Jogja City Mall Yogyakarta. Saya sebagai penggemar fanatik tentu saja tidak menyia-nyiakan dan menghadirinya.

Saya cukup bersyukur karena bisa berfoto dengan sutradara Film Gundala yaitu Joko Anwar dan artis pemerannya yaitu Abimana Aryasatya (pemeran Sancaka dewasa), Muzakki Ramdhan (pemeran Sancaka kecil) dan Tara Basro (pemeran Wulan). Berikut ini saya tampilkan fotonya:


Tapi ada obsesi saya tentang film ini yang tidak akan pernah terwujud yaitu di promosi filmnya saya ingin berfoto dengan pencipta komik Gundala yaitu Pak Hasmi lalu akan saya upload di blog ini dan semua media sosial saya. Hal itu tak akan bisa terwujud karena Pak Hasmi sudah pergi mendahului kita menghadap Sang Pencipta tanggal 06 November 2016.

Yang membuat saya nelongso (sedih dalam bahasa Jawa) adalah di promosi film ini tidak diadakan mengheningkan cipta sejenak untuk Pak Hasmi, saya berdoa sendiri saja untuk beliau.

Rest in Peace Pak Hasmi, terimakasih sudah menyemarakkan masa kecil saya.
anim-button
Untuk film animasi saya bahas di blog tersendiri, Silahkan klik button ini :
Custom Search